82,8 Miliar Pi Coin Dikendalikan Tim Inti, Benarkah Pi Network (PI) Tidak Terdesentralisasi?

Jakarta, Pintu News – Pi Network (PI) kembali menjadi sorotan setelah data terbaru dari PiScan mengungkap bahwa 82,8 miliar Pi Coin—atau 82% dari total pasokan 100 miliar—dikuasai oleh tim inti.

Konsentrasi kepemilikan yang begitu besar ini menimbulkan kekhawatiran serius terkait desentralisasi proyek.

Ditambah dengan jumlah validator yang jauh lebih sedikit dibandingkan blockchain besar lainnya, banyak pihak mulai meragukan apakah Pi Network benar-benar berjalan sebagai ekosistem crypto yang terdesentralisasi.

Simak berita lengkapnya di sini!

Mayoritas Pasokan Pi Coin Dikendalikan Tim Inti

Sumber: PiScan

Data dari PiScan menunjukkan bahwa 62,8 miliar Pi Coin tersimpan di enam dompet utama yang dikendalikan oleh tim inti. Selain itu, ada tambahan 20 miliar PI yang disimpan di hampir 10.000 dompet yang tidak terdaftar, tetapi terkait dengan tim inti.

Dengan demikian, hanya sekelompok kecil orang yang mengendalikan sebagian besar pasokan token, yang bertentangan dengan prinsip utama cryptocurrency yang mengutamakan desentralisasi.

Pi Network Mainnet saat ini memiliki total 11.475.842 dompet Mainnet dan 43 Super Node aktif. Sumber: Pi Network VietNames

Jika dibandingkan dengan Bitcoin atau Ethereum , distribusi kepemilikan Pi Coin sangat timpang. Sebagai contoh, Bitcoin memiliki lebih dari 21.000 node aktif, sedangkan Ethereum mengoperasikan lebih dari 6.600 node, yang memastikan bahwa pengambilan keputusan tidak terpusat pada satu kelompok tertentu.

Sementara itu, Pi Network hanya memiliki 43 node aktif dan 3 validator, sehingga kontrol jaringan menjadi lebih terkonsentrasi di tangan tim inti.

Baca juga: Harga 1 Pi Network (PI) di Indonesia Hari Ini (13/3/25)

Kurangnya Transparansi Memicu Kekhawatiran

Selain masalah kepemilikan token, transparansi Pi Network juga dipertanyakan. PiScan mengungkapkan bahwa analisis kode sumber dan data on-chain dari jaringan ini masih sulit dilakukan karena keterbatasan akses yang diberikan kepada publik. Tanpa transparansi yang memadai, sulit bagi komunitas untuk mengaudit keamanan dan validitas sistem yang digunakan oleh Pi Network.

Situasi ini semakin diperburuk dengan pembaruan kebijakan privasi yang mengejutkan, di mana Pi Network kini mengandalkan ChatGPT sebagai bagian dari proses Know Your Customer (KYC). Dalam kebijakan terbaru, mereka menyatakan:

“Kami menggunakan ChatGPT sebagai mitra AI terpercaya untuk mengotomatisasi verifikasi identitas dan meningkatkan langkah-langkah keamanan. Dengan menggunakan layanan KYC kami, pengguna menyetujui penggunaan ChatGPT dan penyedia AI lainnya yang mungkin diimplementasikan di masa mendatang.”

Keputusan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai bagaimana data pribadi pengguna dikelola, serta sejauh mana keterlibatan pihak ketiga dalam proses KYC ini.

Baca juga: Selagi Pepe Coin Melonjak, 3 Crypto ini Jadi Perhatian Trader!

Popularitas Pi Network Terjun Bebas Hingga 88%

Sumber: Google Trends

Di tengah berbagai kontroversi ini, popularitas Pi Network juga mengalami penurunan drastis. Data dari Google Trends menunjukkan bahwa pencarian terkait “Pi Network” turun 88% sejak peluncuran mainnet pada 20 Februari.

Pada hari peluncuran, angka pencarian mencapai puncaknya di level 100, namun kini hanya tersisa 12, menandakan bahwa minat masyarakat terhadap proyek ini mulai surut.

Salah satu penyebab utama dari kekecewaan ini adalah lamanya periode penguncian token (lock-up) yang membuat pengguna tidak dapat mengakses aset mereka dengan bebas.

Akibatnya, banyak pengguna yang mencari alternatif dengan menjual akun mereka, demi mendapatkan likuiditas. Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun Pi Network memiliki komunitas yang besar, kepercayaan terhadap proyek ini mulai terkikis karena berbagai kebijakan yang dianggap kurang menguntungkan bagi pengguna.

Kesimpulan

Meskipun Pi Network (PI) pernah dianggap sebagai proyek crypto revolusioner dengan konsep mining berbasis mobile, berbagai fakta terbaru justru menunjukkan adanya sentralisasi yang sangat tinggi.

Dengan 82% dari total pasokan dikendalikan oleh tim inti, jumlah validator yang sangat terbatas, serta kurangnya transparansi dalam sistemnya, proyek ini masih menyisakan banyak pertanyaan mengenai komitmennya terhadap prinsip desentralisasi.

Selain itu, penggunaan ChatGPT dalam proses KYC tanpa pemberitahuan sebelumnya semakin memperburuk citra proyek ini.

Ditambah dengan popularitas yang terus merosot, masa depan Pi Network kini dipertanyakan—apakah ini benar-benar cryptocurrency yang terdesentralisasi, atau hanya sistem tertutup yang dikendalikan oleh segelintir pihak?

Itu dia informasi terkini seputar  berita crypto  hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar  akademi crypto  dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan  blockchain .

Ikuti kami di  Google News  untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman  trading crypto  yang mudah dan aman dengan mengunduh  aplikasi kripto  Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.

Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik  Daftar Pintu  jika kamu belum memiliki akun atau klik  Login Pintu  jika kamu telah terdaftar.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas  jual beli bitcoin  dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi

• Brave New Coin.  82.8 Billion Pi Coins Under Core Team—Is Pi Network Truly Decentralized?.  Diakses tanggal 13 Maret 2025
• Featured Image: Mudrex